Tips Mengatasi Kebiasaan Buruk Si Kecil yang Dapat Merusak Gigi

Kebiasaan buruk si kecil sering kali luput dari perhatian para orang tua. Mulai dari kebiasaan mengemut makanan sampai mengonsumsi susu sebelum tidur. Kadangkala, orang tua lebih memilih menuruti kemauan sang anak daripada harus mendengar tangisan si kecil sepanjang malam. Tapi tahukah kamu bahwa kebiasaan tersebut dapat berdampak buruk bagi proses pertumbuhan gigi si kecil?

Seiring tumbuh kembangnya buah hati, orang tua akan memberikan yang terbaik untuk menjaga kesehatan sang anak termasuk kesehatan gigi. Kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk diperhatikan, karena jika tidak dirawat maka akan mengganggu fungsi estetika dan berdampak pada proses tumbuh kembang anak. Pada usia balita, si kecil belum dapat membedakan jenis makanan yang aman untuk dikonsumsi atau tidak sehingga si kecil dapat memasukan apapun ke dalam mulutnya dan spontan akan menggigit bahkan mengunyahnya. Jika dibiarkan terus-menerus, mengonsumsi sembarang makanan dapat menjadi kebiasaan buruk pada anak yang dapat merusak gigi.

Gigi pertama yang akan tumbuh merupakan gigi susu yang memiliki dentin dan enamel gigi lebih tipis daripada gigi permanen. Oleh karena itu, jika tidak dirawat sejak dini maka gigi susu lebih mudah rusak dan tanggal. Beberapa kebiasaan buruk balita bisa jadi penyebabnya, diantaranya:

A. Minum Susu Botol Sebelum Tidur

Minum susu melalui botol sebelum tidur merupakan satu hal yang hampir tidak bisa terlepas dari semua balita. Rasa nyaman yang ditimbulkan saat menghisap susu membuat si kecil ketergantungan akan susu sebelum tidur. Kebiasaan ini sering kali tidak dihiraukan oleh orang tua bahkan diantaranya sengaja memberikan susu agar si kecil cepat tidur. Tapi ternyata, memberikan susu kepada si kecil sebelum tidur sama halnya merusak gigi si kecil secara tidak langsung.

Selama si kecil tertidur, kuman yang menempel di sela-sela gigi berkembang biak. Kuman dan bakteri ini didapat dari kandungan gula pada susu. Kandungan gula pada susu formula terbilang tinggi sehingga tidak jarang si kecil akan lebih mudah mengalami kerusakan gigi sejak dini.

Cara untuk mengatasinya, yaitu:

  1. Biasakan si kecil untuk meminum air putih sebelum tidur menggunakan cangkir. Hindari minuman yang mengandung gula atau memiliki rasa manis karena akan menyebabkan bakteri lebih aktif merusak gigi pada malam hari.
  2. Gantilah sesi minum susu sebelum tidur dengan mendengarkan dongeng atau cerita lainnya yang lebih mendidik untuk edukasi si kecil.
  3. Jika si kecil belum terbiasa lepas dari minum susu melalui botol, maka peran orang tua sangat dibutuhkan, yakni dengan membersihkan area mulut si kecil dengan menggunakan kain basah. Cara ini dilakukan untuk meminimalisir sisa susu yang tertinggal di sekitar mulut.

B. Gemar Makanan Manis

Makanan manis merupakan makanan kesukaan semua balita, mulai dari permen, cake, cokelat dan camilan manis lainnya. Sayangnya, mengonsumsi makanan manis selalu tidak diimbangi dengan menggosok gigi secara rutin, sehingga makanan yang manis dan lengket ini akan tertinggal lama di gigi hingga membentuk asam pembusuk yang bisa merusak gigi.

Cara mengatasinya, yaitu:

  1. Biasakanlah untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan manis pada si kecil, para orang tua harus membatasi setiap makanan yang dikonsumsi. Jangan sampai si kecil menjadi terbiasa mengonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebihan. Dalam jumlah sedikitpun, makanan manis dapat mengakibatkan produksi asam pembusuk di mulut  jadi lebih banyak.
  2. Gantilah cemilan si kecil dengan makanan yang jauh lebih sehat, seperti buah-buahan. Rasa manis yang dihasilkan oleh buah jauh lebih baik untuk kesehatan gigi daripada pemanis buatan. Selain itu pula, kandungan air yang terdapat dalam buah jauh lebih banyak sehingga dapat sekaligus membersihkan area gigi. Buah-buahan yang sangat dianjurkan untuk dikonsumsi si kecil, diantaranya: Apel, Anggur, Jeruk, Stroberi, Melon, Semangka dan lain-lain.
  3. Membiasakan si kecil untuk berkumur setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis. Cara ini dilakukan untuk meminimalisir penumpukan sisa makanan manis pada area mulut.

C. Mengemut Makanan

Kebiasaan yang satu ini sering kali dilakukan oleh si kecil, tentunya ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah si kecil malas untuk mengunyah. Membiarkan si kecil mengemut makanan dalam waktu yang lama, sama saja seperti memberi makan bakteri di dalam mulut. Si kecil mengemut makanan sampai makanan berubah menjadi lebih padat dan hambar. Bila dibiarkan, maka si kecil akan mengalami permasalahan gigi dan rahang.

Gigi lama kelamaan akan rusak akibat bakteri sudah berfermentasi dan menghasilkan asam yang dapat merusak gigi. Mengemut makanan menandakan anak malas untuk mengunyah, akibatnya pertumbuhan rahang tidak optimal. Rahang akan tumbuh tidak simetris, diakibatkan oleh tidak terlatihnya otot wajah. Menggerakkan rahang akan merangsang pertumbuhan rahang sehingga sesuai dengan ukuran gigi tetap yang lebih besar daripada gigi susu. Gerakan rahang yang tidak optimal juga bisa menghambat kemampuan bicara. Jadi, jangan sepelekan pentingnya proses mengunyah pada si kecil.

Cara mengatasinya, yaitu:

  1. Berikanlah si kecil makanan yang bervariatif, mulai dari makanan yang lembut sampai makanan yang berbentuk padat. Hal ini dimaksudkan untuk melatih gigi dan rahang si kecil agar lebih kuat. Jangan tunda memberikan si kecil makanan padat hanya karena orang tua tidak ingin si kecil makan jauh lebih lambat.
  2. Biasakan si kecil untuk makan di atas meja untuk mengajarkan si kecil lebih fokus pada makanannya. Hindari menaruh benda atau mainan di atas meja karena itu akan membuat si kecil mengemut makanan lebih lama.

D. Tidak Mau Menggosok Gigi

Menggosok gigi adalah kegiatan paling menakutkan bagi si kecil, sebab si kecil beranggapan bahwa bulu sikat dapat melukai mulutnya. Tak heran jika si kecil sering kali menolak keras bila hendak dibersihkan area giginya. Ketakutan inilah yang harus di atasi oleh para orang tua, jika dibiarkan terlalu lama maka kerusakan gigi akan terjadi sejak dini.

Cara Mengatasinya, yaitu:  

  1. Jadilah contoh bagi si kecil. Cara ini sangat penting dilakukan karena orang tua adalah contoh paling baik bagi si kecil. Biarkan si kecil melihat kamu menggosok gigi, jika sudah memperhatikan, kamu bisa memberikan penjelasan sederhana tentang menggosok gigi. Lambat laun si kecil akan mengerti fungsi menggosok gigi.
  2. Buatlah suasana menggosok gigi menjadi lebih menyenangkan. Selagi mengajarkan si kecil menggosok gigi, kamu bisa memberikan cerita menarik pada si kecil agar sikat gigi tidak membosankan. Gunakanlah karakter kesukaannya untuk membuatnya penasaran dengan jalan cerita.
  3. Tempelkan gambar gigi busuk atau gambar anak tertawa dengan gigi geligi berwarna hitam, di cermin wastafel tempat si kecil biasa menggosok gigi. Tunjukkan pada anak, giginya bisa rusak seperti pada gambar, bila ia malas menggosok gigi.

Tapi beberapa cara diatas tentunya belum mewakili semua kebiasaan buruk si kecil, karena setiap anak memiliki pertumbuhan yang beda-beda. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian ekstra yang harus orang tua lakukan saat si kecil mulai tumbuh gigi pertamanya. Sering-seringlah ajak si kecil untuk menggosok gigi dan memeriksakan kondisi gigi mereka ke dokter gigi. Semakin dekat si kecil dengan pentingnya menjaga kesehatan gigi, maka akan timbul rasa tanggung awab akan kesehatan dirinya sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *