Tambal gigi merupakan prosedur yang sering digunakan oleh dokter gigi untuk mengisi area gigi yang berlubang. Prosedur ini biasa dilakukan pada kasus karies gigi yang disebabkan oleh plak atau gigi retak dan bisa dilakukan pada anak-anak hingga dewasa. Bahan tambalan gigi berupa amalgam, komposit, emas dan perak, namun bahan amalgam adalah bahan tambalan gigi yang paling sering digunakan. Tambal gigi terbagi menjadi tambal gigi sementara dan permanen, masing-masing tambalan ini masih berpotensi pecah dan retak. Pecahan tambalan gigi sering kali secara tidak sadar tertelan dan terbawa bersama makanan. Tetapi apakah berbahaya jika tambalan gigi tertelan dan masuk ke dalam tubuh?
Lubang gigi biasanya bermula dari sisa makanan yang tidak dibersihkan, sisa makanan ini akan bertemu dengan bakteri yang memproduksi zat asam dan lama-kelamaan akan membentuk plak gigi. Plak gigi memang tidak memiliki warna sehingga kehadirannya tidak disadari, namun lama-kelamaan akan berubah menjadi karang gigi. Karang gigi memiliki warna kekuningan, kecokelatan hingga kehitaman yang menempel di sela-sela gigi.
Bakteri di dalam karang gigi akan menggerogoti lapisan terluar gigi secara perlahan hingga lubang gigi kian besar. Saat lubang gigi membesar dan dalam, sisa makanan akan mudah terjebak di dalam rongga yang terbuka. Alhasil, kamu akan merasakan sakit yang tidak tertahankan dan terjadi berulang-ulang. Oleh karena itu, kondisi ini harus segera diatasi dengan melakukan tambal gigi untuk mengisi area lubang yang terbuka.
Tambal gigi dapat dilakukan jika gigi masih dapat diselamatkan, dalam artian lubang gigi masih bisa diatasi. Umumnya, tambal gigi menggunakan bahan amalgam (campuran beberapa logam, seperti merkuri, perak, tembaga dan timah). Bahan ini digunakan karena lebih kuat, tahan lama dan tahan terhadap tekanan saat menggigit atau mengunyah. Selain itu juga, tambal gigi dengan bahan amalgam proses pemasangannya lebih cepat hanya dengan satu kali kunjungan dan dapat digunakan pada anak-anak serta pasien berkebutuhan khusus. Meskipun tambalan gigi dapat bertahan lama dan kuat terhadap tekanan, namun seiring berjalannya waktu lapisan tambalan akan tergerus dengan sendirinya. Tidak menutup kemungkinan, tambalan bisa pecah atau rusak.
Tambalan gigi yang rusak atau pecah ini secara tidak sengaja dapat tertelan saat kamu makan dan dibeberapa kasus, tambalan gigi ini dapat menyangkut pada area tenggorokan. Kondisi ini haruslah mendapatkan tindakan medis secepatnya dari dokter gigi guna mengatasi tambalan gigi yang tersangkut. Berbeda halnya jika tambalan gigi terlanjur tertelan, kandungan merkuri pada bahan tambalan gigi sering kali membuat semua orang menjadi khawatir.
Padahal, tambal gigi berbahan amalgam tidak berbahaya bagi tubuh karena kadarnya yang sangat rendah. Namun bagi kamu yang memiliki delapan tambalan gigi berbahan amalgam, maka akan berisiko meningkatkan risiko kerusakan sistem saraf, pencernaan, paru-paru, kulit, mata dan sistem kekebalan tubuh. Hal ini dikarenakan kandungan mercuri di dalam tubuh sangat tinggi daripada biasanya. Maka dari itu, untuk menghindari risiko kandungan merkuri bagi tubuh, dokter gigi biasanya akan merekomendasikan bahan tambal gigi lainnya.
Sementara itu, jika kamu sudah terlanjur menambal gigi dengan bahan amalgam dan meminta untuk diganti dengan bahan yang lain hanya karena rasa cemas, sangat disarankan untuk tidak dilakukan karena akan merusak struktur gigi yang tersisa. Pun jikalau memang kamu tetap ingin membongkar tambalan gigi, kamu harus pergi ke dokter gigi yang memiliki alat-alat lengkap agar ketika melakukan proses pembongkaran tambalan, uap atau serpihannya tidak tertelan bahkan terhirup ke dalam tubuh.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk melakukan tambal gigi, sebaiknya kamu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter gigi. Tujuannya agar dikemudian hari kamu tidak merasa khawatir akan bahan tambalan bila suatu saat nanti secara tidak sadar tertelan atau tiba-tiba pecah ketika makan. Kamu juga harus mengikuti arahan dokter gigi setelah tambalan gigi telah terpasang agar tambalan gigi lebih tahan lama.
Biasanya dokter akan menyarankan untuk tidak mengonsumsi makanan padat atau keras sebelum tambalan gigi betul-betul mengeras. Tiap bahan tambalan gigi membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk mengeras, contohnya saja pada tambal gigi berbahan glass ionomer (tambalan gigi yang hampir serupa dengan warna gigi) butuh waktu ±48 jam untuk mengeras. Selagi menunggu tambalan gigimu mengeras, kamu bisa mengonsumsi makanan dengan tekstur halus dan mengonsumsi air putih untuk menghindarimu dari risiko dehidrasi.