Semakin berkembangnya zaman, behel kian digemari oleh kalangan remaja dan dewasa. Hal ini menandakan bahwa semakin banyaknya orang yang sadar akan pentingnya kerapihan gigi. Namun perawatan pengguna behel tidak sama dengan perawatan gigi pada umumnya, behel harus terus dikontrol ke dokter gigi untuk mengganti perangkat behel agar fungsinya tetap optimal. Sayangnya, kesadaran untuk menjaga kebersihan behel sangatlah rendah, banyak dari pengguna behel yang malas untuk kontrol ke dokter gigi, ada yang sengaja tidak kontrol berbulan-bulan hingga menahun. Alasannya pun beragam, mulai karena letak dokter gigi yang cukup jauh hingga kondisi biaya yang harus dikeluarkan. Kebiasaan yang buruk ini membawa dampak buruk bagi kesehatan gigi. Tahukah kamu dampak apa saja yang dapat kamu alami jika malas kontrol behel ke dokter gigi?
Behel digunakan sebagai alat untuk merapihkan gigi dan terbagi menjadi beberapa jenis yang disesuaikan dengan kondisi gigi. Behel yang paling populer digunakan adalah behel yang memiliki braket dengan beragam warna. Behel jenis ini biasanya digunakan hanya untuk merapihkan kembali struktur gigi yang tumbuh berantakan atau tidak beraturan. Namun penggunaan behel juga dapat mengatasi permasalahan gigi berat yang berhubungan dengan perbaikan bentuk gusi hingga rahang. Penggunaan behel tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, mulai dari pemasangan hingga perawatan rutin setiap 2-3 minggu sekali hingga gigi kembali keadaan normal.
(Baca: Mengapa Gusi bisa Miring saat Pemakaian Behel?)
Perawatan behel tidak sama dengan perawatan gigi biasanya, pada gigi normal kamu cukup menyikat gigi setiap 2 kali dalam sehari dan melakukan serangkaian perawatan pendukung lainnya, seperti menggunakan mouthwash dan dental floss. Tetapi pada pengguna behel, sikat gigi saja tidak cukup. Sisa makanan tidak akan dapat terangkat seluruhnya karena terdapat celah-celah diantara rangkaian behel yang menghalangi bulu sikat untuk membersihkan gigi. Oleh karena itu, perlu adanya perawatan khusus yang dilakukan secara berkala sampai dokter gigi memastikan bahwa behel sudah dapat dilepas. Pelepasan behel ini pun disesuaikan dengan kedisiplinan kamu melakukan kontrol ke dokter gigi, jika kamu rajin kontrol maka pelepasan behel dapat dilakukan setelah setahun kemudian. Sebaliknya, jika kamu malas kontrol, maka pelepasan behel pun akan semakin lama. Selain pelepasan behel yang membutuhkan waktu lama, risiko atau efek samping dari pemakaian behel pun akan berdampak pada kesehatan gigi dan mulut, diantaranya:
- Kerusakan Email Gigi
Penggunaan behel lebih dari lima tahun akan berisiko merusak lapisan email gigi saat braket dilepas. Rusaknya email gigi ini masih berada pada tahap awal sehingga dapat diberikan penanganan dengan memberikan suplemen flor. Namun bila dibiarkan begitu saja, kerusakan email ini akan berdampak pada gigi sensitif yang ditandai dengan terasa ngilunya gigi saat bersentuhan dengan makanan bersuhu dingin.
- Pergeseran Gigi
Pernahkah braket behelmu lepas saat makan? Braket yang lepas akan membuat behel menjadi renggang sehingga gigi akan bergerak ke arah yang tidak diinginkan. Jika sudah begini, fungsi behel yang awalnya untuk merapihkan gigi justru dapat semakin memperparah kondisi gigi. Pergeseran gigi ini dapat disebabkan oleh tidak seimbangnya tekanan yang diberikan pada masing-masing sisi behel.
- Sarang Bakteri
Braket behel terbuat dari bahan karet, bila tidak sering diganti braket akan membuat bakteri bersarang di dalamnya dan menyebabkan permasalahan gigi lainnya. Di dalam mulut pada umumnya sudah mengandung banyak bakteri, bila kamu tidak membersihkan behel dan kontrol rutin sama halnya kamu sedang menimbun bakteri di dalam mulut. Bakteri ini akan menyebabkan bau mulut, warna gigi berubah menjadi kekuningan hingga gigi berlubang.
Permasalahan gigi dan mulut diatas sebenarnya hanya sebagian kecil dari permasalahan gigi lainnya. Permasalahan lebih beratnya bisa kamu alami jika kamu tidak rutin memeriksakan kondisi behelmu ke dokter gigi. Kontrol penggunaan behel bukan sekedar untuk mengganti braket saja, melainkan dokter juga memastikan apakah kawat gigi masih berfungsi secara optimal atau tidak. Jika dirasa tidak, maka dokter gigi akan mengganti kawat gigi dengan yang baru. Selain itu juga, dokter gigi akan melihat seberapa besar kemajuan yang dihasilkan dari penggunaan kawat gigi terhadap gigi sehingga dapat memastikan kapan waktu yang tepat melepas behel pada gigi serta mengatasi permasalahan sedini mungkin yang diakibatkan oleh penggunaan behel, salah satunya adalah sariawan.