Jangan Cabut Gigi Gingsul. Ini Penjelasannya!

Bagi sebagian orang, gigi gingsul dijadikan sebagai daya tarik saat tersenyum. Dalih-dalih dikatakan sebagai “pemanis”, gigi gingsul ternyata memberikan dampak yang kurang baik bagi kesehatan gigi dan gusi, lho.

Gigi gingsul atau dalam istilah kedokteran disebut sebagai maloklusi gigi ialah suatu kondisi dimana pertumbuhan gigi tidak pada posisi yang benar. Bisa dikarenakan bentuk rahang yang terlalu kecil atau karena bersinggungan dengan benda keras yang menyebabkan gigi susu tanggal secara prematur, sehingga tidak mampu memberikan ruang yang cukup bagi gigi tetap yang akan tumbuh.

Sebenarnya, semua gigi berpotensi menjadi gigi gingsul, akan tetapi gigi gingsul biasanya terjadi pada gigi taring karena gigi ini tumbuh paling akhir. Gigi gingsul yang tumbuh secara menumpuk lama kelamaan akan mengalami impaksi.

Impaksi adalah suatu kondisi dimana gigi tidak tumbuh dan berkembang secara sempurna yang pada akhirnya menimbulkan rasa sakit pada gigi dan gusi. Tidak jarang, kamu yang mengalami kondisi ini cenderung mengalami cedera gusi yang disebabkan karena adanya gesekan saat proses mengunyah. Cedera gusi ini harus ditangani dengan segera untuk menghindari rasa sakit yang berkepanjangan.

Gigi gingsul apalagi pada bagian gigi taring tidak dianjurkan untuk dicabut jika melihat betapa pentingnya gigi taring sebagai pembentuk sudut wajah. Apabila dicabut, maka salah satu fungsi sang gigi sebagai kunci oklusi bersama gigi geraham permanen pertama kanan-kiri rahang atas-bawah akan terganggu.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk merapihkan posisi gigi, salah satunya melalui proses pemakaian behel gigi atau kawat gigi. Prosedur pemasangan behel bertujuan untuk memperbaiki atau merapihkan posisi gigi. Penggunaan behel ini bisa dilakukan dengan atau tanpa mencabut gigi terlebih dahulu.

Pencabutan gigi sebelum pemasangan behel dilakukan untuk mengurangi kepadatan gigi yang tumbuh dan memberi ruang pada gigi gingsul. Dengan begitu, nantinya gigi tersebut dapat kembali ke posisi yang seharusnya setelah behel digunakan. Dokter juga mungkin akan melakukan perbaikan pada bentuk gigi.

Meski tergolong aman, pencabutan gigi tetap memiliki risiko. Salah satu risiko yang mungkin ditimbulkan adalah infeksi, pendarahan, dan gusi bengkak. Untuk menghindari terjadinya komplikasi, lebih baik ceritakan riwayat kesehatanmu pada dokter sebelum pencabutan gigi dilakukan.

Dokter gigi akan menyuntikkan obat bius lokal terlebih dulu di area gigi yang akan dicabut. Jadi, kamu tidak perlu takut merasa kesakitan saat pencabutan gigi dilakukan.

Usai pencabutan gigi, kamu bisa langsung pulang ke rumah. Pemasangan behel dilakukan ketika area gigi yang dicabut sudah pulih. Proses pemulihan biasanya memakan waktu antara 7 sampai 14 hari.

Selama proses pemulihan, kamu disarankan untuk melakukan hal-hal di bawah ini guna meringankan rasa sakit, mempercepat proses penyembuhan, dan menghindari infeksi.

  1. Konsumsi obat penghilang rasa sakit yang diresepkan secara rutin.
  2. Usai pencabutan, segera kompres area gigi yang dicabut menggunakan es batu yang dilapisi handuk kecil.
  3. Untuk mengurangi pendarahan, gigit kain kasa yang diberikan oleh dokter gigi secara lembut namun tetap ada sedikit tekanan.
  4. Batasi melakukan aktivitas selama 1-2 hari setelah pencabutan gigi.
  5. Jangan membuang ludah dan berkumur atau minum menggunakan sedotan selama 24 jam pasca pencabutan. Setelahnya, kamu  baru diperbolehkan untuk berkumur dengan larutan air hangat dan garam.
  6. Konsumsi makanan yang lembut dan jangan merokok.
  7. Kamu diperbolehkan untuk menyikat gigi, namun hindari area gigi yang dicabut.

Setelah area tersebut pulih, dokter akan memasang behel untuk mengembalikan gigi gingsul ke posisi yang seharusnya. Setelah beberapa waktu, gigi gingsul yang tadinya mungkin berada di luar garis gigi normal, akan bergeser dan sejajar dengan gigi di kanan-kirinya.

Namun, apabila ternyata keberadaan gigi gingsul ini bisa menjadi lahan yang baik bagi mikroorganisme patogen (penyebab penyakit) untuk berkembang biak. Kondisi ini tentunya patut diwaspadai, karena bisa membuat gigi menjadi berlubang, tampak menguning, muncul karang gigi, radang gusi, sariawan berulang, bau mulut tidak sedap, serta beragam keluhan lainnya. Atas pertimbangan ini, pencabutan pada gigi gingsul bisa di lakukan.

Jadi, buat kamu yang memiliki gigi gingsul, usahakan rawat gigimu dengan perhatian khusus. Rajin-rajinlah menggosok gigi dengan teratur, yakni 2 kali sehari selama 2 menit menggunakan pasta gigi yang dapat melindungi gigi dan gusi. Pergilah ke dokter gigi minimal enam bulan sekali untuk konsultasikan gigi gingsulmu agar dapat diambil tindakan yang tepat. Jangan melulu berpikir bahwa gigi gingsul dapat membuat senyummu lebih manis, tapi kamu harus pikirkan betapa pentingnya kesehatan mulut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *