Pernahkah kamu melihat area dalam gigimu sendiri? Apakah kamu menemukan bercak kuning yang menempel di sekitarnya? Jika, iya, bercak kuning itu disebut dengan karang gigi. Masalah karang gigi sering kali disepelekan oleh sebagian orang, padahal gigi dan mulut adalah gerbang utama masuknya kuman. Masalah gigi biasanya hanya seputar gigi berlubang dan gusi berdarah saja, tapi apakah kamu tahu bahwa karang gigi adalah salah satu pemicu dari penyakit berbahaya?
Sejak kecil, kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan anjuran untuk rajin sikat gigi agar gigi bersih terbebas dari kuman dan bakteri. Sebenarnya nasihat ini bukan tanpa alasan. Jika kamu malas sikat gigi, maka sisa-sisa makanan dapat menempel di gigi dan mengandung bakteri atau mikroorganisme.
Ketika sisa makanan yang mengandung bakteri atau mikroorganisme menempel pada gigi dalam waktu yang lama, maka dapat membentuk plak. Plak yang menumpuk lambat laun akan mengeras menyebabkan terbentuknya karang gigi. Dalam istilah medis, karang gigi atau biasa disebut dengan dental calculus merupakan salah satu masalah gigi yang paling sering dimiliki banyak orang. Menurut American Dental Hygienists’ Association umumnya karang gigi muncul pada usia anak-anak dan akan semakin meningkat risikonya seiring bertambahnya usia.
Biasanya karang gigi terbentuk di atas garis gusi atau permukaan gigi yang tampak di rongga mulut. Karang gigi bisa berwarna putih, kuning kecoklatan, hingga hitam. Semakin pekat warna karang gigi, maka semakin banyak pula plak yang menumpuk di gigi. Karang gigi juga memiliki tekstur yang terasa kasar dan berpori ketika diraba menggunakan lidah. Jika kondisi ini dibiarkan terlalu lama dan tidak ditangani dengan tepat, gigi dan gusimu berisiko tinggi mengalami kerusakan.
Tumpukan plak biasanya membutuhkan waktu selama 12 hari untuk matang dan benar-benar menjadi karang gigi. Kecepatan pembentukan karang gigi dari setiap orang sebenarnya berbeda-beda. Salah satu penentunya adalah kadar pH air liur. Bagi orang yang memiliki pH air liur tinggi (di atas 7) atau bersifat basa, maka terjadinya pembentukan plak dalam gigi lebih cepat sehingga harus lebih berhati-hati dalam menjaga kebersihan gigi.
Penumpukan karang gigi di area gigi akan menimbulkan banyak dampak buruk bagi kesehatan gigi apabila dibiarkan begitu saja, diantaranya:
- Peradangan Gusi
Karang gigi yang tidak dibersihkan dapat menyebabkan gingivitis alias peradangan pada gusi. Jika peradangan sudah semakin parah, gusimu sangat mudah sekali untuk berdarah saat kamu menggosok gigi. Tidak jarang, kamu juga bisa mengalami perdarahan gusi secara tiba-tiba. Jika dibiarkan terus berlanjut, penyakit periodontal (gusi) dapat berkembang. Kondisi ini terjadi ketika peradangan sudah menyebar hingga ke tulang alveolar gigi. Akibatnya, tulang gigi dan jaringan di sekitarnya bisa mengalami kerusakan. Hal tersebut menyebabkan gigi jadi mudah goyah dan bahkan bisa terlepas dari soketnya.
- Memicu Kerusakan Organ dan Penyakit Penyumbatan pada Pembuluh Darah
Penyakit periodontal dikaitkan dengan penyakit jantung, stroke, diabetes, demensia, serta rheumatoid arthritis (rematik). Meski para ahli tidak dapat mengetahui secara pasti apa penyebabnya, namun mereka percaya bahwa bakteri yang ada di mulut bisa masuk ke aliran darah dan menimbulkan reaksi peradangan. Kondisi ini dapat memicu kerusakan organ dan penyumbatan pada pembuluh darah.
- Menyebabkan Bau Mulut
Tidak hanya itu saja, karang gigi yang dibiarkan menumpuk juga bisa menyebabkan bau mulut. Plak yang bercampur dengan sisa-sisa makanan yang tidak tersikat bersih saat kamu menggosok gigi dapat menyebabkan pembusukan di dalam rongga mulut. Pembusukan inilah yang jadi penyebab kamu mengalami bau mulut. Jika kamu tidak ingin mengalami berbagai kondisi yang sudah disebutkan di atas, maka jangan sepelekan masalah karang gigi. Inilah alasan mendasar mengapa penting bagi kamu untuk selalu menjaga kesehatan gigi dan mulut setiap hari. Tidak hanya menghindari berbagai masalah gigi saja, menjaga kesehatan gigi dan mulut juga membantu menjaga kesehatan tubuhmu secara keseluruhan.
Namun, permasalahan karang gigi ini dapat diatasi dengan melakukan proses scalling ke dokter gigi setiap enam bulan sekali, rajin menggosok gigi secara teratur sebanyak 2 kali sehari dalam 2 menit, hindari makanan yang mengandung kafein dan gula tinggi, serta kurangi merokok. Rokok mengandung nikotin tinggi yang dapat merubah warna gigi dan menyebabkan timbulnya tartar di area gigi.
Lalu bagaimana jika sudah melakukan gosok gigi dengan teratur, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi makanan yang mengandung banyak kafein dan tinggi gula, tapi karang gigi tetap ada dan berwarna kian pekat?
Mungkin ada yang salah dengan cara kamu membersihkan gigi. Membersihkan gigi bukan hanya sekedar menggosok gigi saja, karena setelah kamu menggosok gigi sisa makanan masih tertinggal disela-sela gigi. Bulu sikat yang cenderung rapat memungkinkan sisa makanan tidak terangkat secara menyeluruh.
Cara yang tepat untuk mendapatkan gigi bersih secara sempurna adalah dengan menggunakan obat kumur setelah kamu menggosok gigi. Obat kumur berfungsi untuk mengangkat sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi. Berkumurlah dengan obat kumur yang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan gigi dan gusi, bukan sekedar membuat nafas menjadi lebih segar saja.