Fase pertumbuhan gigi anak dan dewasa sangatlah berbeda. Pada usia balita, gigi anak akan mulai tumbuh pada usia 6 bulan hingga 10 bulan. Pertumbuhan gigi seri dimulai dengan gigi depan atas dan bawah yang kemudian akan diiringi dengan pertumbuhan gigi lainnya sesuai pertumbuhan usia. Seorang anak biasanya memiliki 20 buah gigi yang terdiri dari delapan gigi geraham, empat gigi taring dan delapan gigi seri. Gigi seri tersebut akan berganti dengan gigi tetap. Namun bagaimana jika pada usia lebih dari 10 bulan gigi si kecil tak kunjung tumbuh? Apakah kamu perlu khawatir?
Kamu ingin memiliki gigi putih dan bersih? Pasti kamu menjawab, iya! Ternyata untuk mendapatkan gigi bersih dan bebas plak gigi tidak cukup hanya sikat gigi saja, ada cara lain yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan itu semua, yakni dengan menggunakan benang. Gak percaya? Yuk simak!.
Sejak
zaman dahulu, kunyit selalu dijadikan sebagai bumbu utama untuk memasak. Rasa
rempah yang kuat dengan warna kunyit yang pekat dapat memberikan citarasa yang
gurih dalam masakan. Namun kunyit juga sering digunakan dalam ramuan jamu
tradisional karena dipercaya dapat menghangatkan tubuh dan meringankan gejala
kembung pada anak. Berbagai manfaat yang terkandung dalam kunyit ternyata juga
dapat dirasakan pada area rongga mulut. Kunyit dipercaya kaya akan kandungan
yang dapat mengatasi permasalahan gigi dan mulut, termasuk gigi ngilu. Tahukah
kamu manfaat lain dari kunyit untuk kesehatan gigi dan mulut?
Saat usia berapa kamu membawa si kecil ke dokter gigi? Sejak gigi anak tumbuh atau hanya saat gigi anak mulai bermasalah? Sebagian besar orang tua akan membawa si kecil ke dokter gigi setelah muncul berbagai permasalahan gigi pada anak, seperti gigi menghitam, gigi keropos, karang gigi hingga gigi berlubang. Namun gigi berlubang merupakan permasalahan paling sering terjadi pada anak-anak dimulai usia 3-4 tahun. Biasanya si kecil akan merasa tidak nyaman saat makan dan tidur karena rasa nyeri disertai rasa sakit yang timbul hilang dan berlangsung hingga beberapa hari tergantung dari besar kecilnya lubang. Jika dibiarkan, gigi berlubang dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh, juga rongga mulut. Tahukah kamu apa saja bahayanya gigi berlubang bagi anak-anak?
Saat si kecil sariawan, waktu menyusui mungkin adalah salah satu waktu yang sangat sulit untuk dilakukan. Si kecil menjadi malas untuk meminum ASI karena rasa sakit yang ditimbulkan dan sering kali menangis tiada henti. Pada kondisi ini mungkin kamu akan sangat bingung harus berbuat apa untuk meminimalisir rasa sakit yang dialami oleh si kecil. Terlebih pada usia balita si kecil belum mampu memberikan isyarat seberapa besar rasa sakit dan belum dapat menunjukan di mana letak sariawan yang ada di dalam rongga mulutnya. Ketidak mampuan inilah yang membuat kekhawatiran bagi orang tua akan kesehatan si kecil, mulai dari demam hingga dehidrasi. Permasalahan terkait sariawan dalam rongga mulut si kecil sebenarnya dapat dengan mudah diobati menggunakan ASI. Tahukah kamu mengapa ASI dapat menyembuhkan sariawan pada bayi?
Pernahkah kamu membuka mulut terlalu lebar hingga rahangmu berbunyi sangat kencang? Beberapa orang mungkin pernah mengalaminya, namun ada juga yang merasakan bahwa ada bagian rahang yang sedikit miring. Kondisi ini mungkin terlihat seperti biasa saja, namun dibeberapa kondisi bunyi pada rahang ini dapat berdampak buruk bagi kesehatanmu. Apalagi jika rahang yang terbuka tidak dapat tertutup kembali, entah karena rahang yang terasa lebih kaku atau timbul rasa sakit ketika hendak menutupnya. Kondisi ini paling rentan terjadi saat menguap, makan atau tertawa. Tahukah kamu mengapa kondisi ini dapat terjadi? Apakah berdampak buruk bagi kondisi rahang?
Apakah
kamu pernah mengalami perdarahan pada area bibir? Perdarahan ini bisa dikarenakan
bibir yang terlalu kering dan pecah-pecah atau perdarahan tanpa sebab. Bibir
yang selalu berdarah tak kenal waktu dan tempat, terkadang membuatmu sangat
tidak nyaman sebab perdarahan tersebut selalu diakhiri dengan rasa perih dan
muncul bekas luka. Namun, bibir yang terus mengalami perdarahan juga tidak baik
untuk kesehatan rongga mulut, bisa jadi ini menjadi salah satu pertanda bahwa
kamu tengah mengalami penyakit serius, seperti kanker mulut. Tetapi apa
hubungannya kanker mulut dengan perdarahan dibibir?
Apakah kamu masih ingat, di mana kamu menyimpan sikat gigimu? Di toilet, kamar tidur atau di dapur? Mungkin diantara pilihan tersebut, salah satunya adalah jawabanmu. Sebagian orang meletakkan sikat gigi secara sembarang, entah di dalam gelas, ember atau bahkan di tempat sabun. Asalkan tidak berada di tempat basah, sikat gigi bisa diletakkan di mana saja. Tetapi pada kenyataannya, kebiasaan tersebut bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan rongga mulut. Meletakkan sikat gigi di tempat yang sembarang bisa menyebabkan bakteri berpindah tempat ke bulu sikat dan berkembang biak di dalamnya. Jika sudah begini, sama halnya kamu mengundang penyakit ke dalam rongga mulut meskipun kamu tidak menyadarinya. Oleh karena itu, untuk meminimalisir perkembang biakan kuman di bulu sikat, kamu perlu meletakkan sikat gigi di tempat yang tepat. Tahukah kamu bagaimana cara menyimpan sikat gigi agar terbebas dari kuman dan penyakit?
Selama ini yang kita ketahui bahwa gigi berlubang disebabkan oleh makanan manis, namun pada kenyataannya masalah gigi berlubang dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti mengunyah es batu, mengonsumsi minuman bersoda dan tidak menjaga kebersihan gigi dengan baik. Namun ada faktor lain yang juga dapat menyebabkan gigi berlubang, salah satunya mulut kering. Mulut kering biasanya sering kamu alami ketika bangun tidur karena selama tidur kamu tidak mengonsumsi air sedikitpun. Bisa juga terjadi karena terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu panjang sehingga menghilangkan kelembapan di daerah rongga mulut. Tetapi apakah benar bahwa mulut kering dapat menyebabkan gigi berlubang?
Semakin
berkembangnya zaman, behel kian digemari oleh kalangan remaja dan dewasa. Hal
ini menandakan bahwa semakin banyaknya orang yang sadar akan pentingnya
kerapihan gigi. Namun perawatan pengguna behel tidak sama dengan perawatan gigi
pada umumnya, behel harus terus dikontrol ke dokter gigi untuk mengganti
perangkat behel agar fungsinya tetap optimal. Sayangnya, kesadaran untuk
menjaga kebersihan behel sangatlah rendah, banyak dari pengguna behel yang
malas untuk kontrol ke dokter gigi, ada yang sengaja tidak kontrol
berbulan-bulan hingga menahun. Alasannya pun beragam, mulai karena letak dokter
gigi yang cukup jauh hingga kondisi biaya yang harus dikeluarkan. Kebiasaan
yang buruk ini membawa dampak buruk bagi kesehatan gigi. Tahukah kamu dampak
apa saja yang dapat kamu alami jika malas kontrol behel ke dokter gigi?
Behel digunakan sebagai alat untuk merapihkan gigi dan terbagi menjadi beberapa jenis yang disesuaikan dengan kondisi gigi. Behel yang paling populer digunakan adalah behel yang memiliki braket dengan beragam warna. Behel jenis ini biasanya digunakan hanya untuk merapihkan kembali struktur gigi yang tumbuh berantakan atau tidak beraturan. Namun penggunaan behel juga dapat mengatasi permasalahan gigi berat yang berhubungan dengan perbaikan bentuk gusi hingga rahang. Penggunaan behel tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, mulai dari pemasangan hingga perawatan rutin setiap 2-3 minggu sekali hingga gigi kembali keadaan normal.
(Baca:
Mengapa Gusi bisa Miring saat Pemakaian Behel?)
Perawatan behel tidak sama dengan perawatan gigi biasanya, pada gigi normal kamu cukup menyikat gigi setiap 2 kali dalam sehari dan melakukan serangkaian perawatan pendukung lainnya, seperti menggunakan mouthwash dan dental floss. Tetapi pada pengguna behel, sikat gigi saja tidak cukup. Sisa makanan tidak akan dapat terangkat seluruhnya karena terdapat celah-celah diantara rangkaian behel yang menghalangi bulu sikat untuk membersihkan gigi. Oleh karena itu, perlu adanya perawatan khusus yang dilakukan secara berkala sampai dokter gigi memastikan bahwa behel sudah dapat dilepas. Pelepasan behel ini pun disesuaikan dengan kedisiplinan kamu melakukan kontrol ke dokter gigi, jika kamu rajin kontrol maka pelepasan behel dapat dilakukan setelah setahun kemudian. Sebaliknya, jika kamu malas kontrol, maka pelepasan behel pun akan semakin lama. Selain pelepasan behel yang membutuhkan waktu lama, risiko atau efek samping dari pemakaian behel pun akan berdampak pada kesehatan gigi dan mulut, diantaranya:
Kerusakan Email Gigi
Penggunaan
behel lebih dari lima tahun akan berisiko merusak lapisan email gigi saat braket dilepas. Rusaknya email gigi ini masih berada pada tahap awal sehingga dapat
diberikan penanganan dengan memberikan suplemen flor. Namun bila dibiarkan begitu saja, kerusakan email ini akan berdampak pada gigi
sensitif yang ditandai dengan terasa ngilunya gigi saat bersentuhan dengan
makanan bersuhu dingin.
Pergeseran
Gigi
Pernahkah
braket behelmu lepas saat makan? Braket yang lepas akan membuat behel menjadi
renggang sehingga gigi akan bergerak ke arah yang tidak diinginkan. Jika sudah
begini, fungsi behel yang awalnya untuk merapihkan gigi justru dapat semakin
memperparah kondisi gigi. Pergeseran gigi ini dapat disebabkan oleh tidak
seimbangnya tekanan yang diberikan pada masing-masing sisi behel.
Sarang
Bakteri
Braket
behel terbuat dari bahan karet, bila tidak sering diganti braket akan membuat
bakteri bersarang di dalamnya dan menyebabkan permasalahan gigi lainnya. Di dalam
mulut pada umumnya sudah mengandung banyak bakteri, bila kamu tidak
membersihkan behel dan kontrol rutin sama halnya kamu sedang menimbun bakteri
di dalam mulut. Bakteri ini akan menyebabkan bau mulut, warna gigi berubah
menjadi kekuningan hingga gigi berlubang.
Permasalahan
gigi dan mulut diatas sebenarnya hanya sebagian kecil dari permasalahan gigi
lainnya. Permasalahan lebih beratnya bisa kamu alami jika kamu tidak rutin
memeriksakan kondisi behelmu ke dokter gigi. Kontrol penggunaan behel bukan sekedar
untuk mengganti braket saja, melainkan dokter juga memastikan apakah kawat gigi
masih berfungsi secara optimal atau tidak. Jika dirasa tidak, maka dokter gigi
akan mengganti kawat gigi dengan yang baru. Selain itu juga, dokter gigi akan
melihat seberapa besar kemajuan yang dihasilkan dari penggunaan kawat gigi
terhadap gigi sehingga dapat memastikan kapan waktu yang tepat melepas behel
pada gigi serta mengatasi permasalahan sedini mungkin yang diakibatkan oleh
penggunaan behel, salah satunya adalah sariawan.