Apa Penyebab dari Angular Cheilitis?

Perawatan gigi si kecil sering kali terabaikan oleh sebagian orang tua, entah karena minimnya pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi atau karena si kecil enggan untuk membuat mulut saat gigi hendak dibersihkan. Padahal, menjaga kesehatan gigi sejak kecil sangat berpengaruh pada kondisi tumbuh kembangnya agar terhindar dari permasalahan gigi dan mulut, seperti gusi berdarah, pertumbuhan jamur, bau mulut, gigi berlubang dan gigi tanggal lebih dini. Namun permasalahan gigi dan mulut bukan hanya itu saja, melainkan juga menyangkut masalah bibir. Salah satu penyakit yang paling sering terjadi pada anak-anak yang berhubungan dengan bibir adalah angular cheilitis. Tahukah kamu apa itu angular cheilitis?

Angular cheilitis merupakan kondisi dimana terjadi keretakan pada area bibir yang ditandai dengan bibir pecah-pecah dan terdapat luka pada sudut bibir. Kondisi ini dapat terjadi berhari-hari dan dapat sembuh dengan sendirinnya. Tetapi ada juga yang harus mendapatkan tindakan medis karena luka pada sudut bibir tidak kunjung sembuh dan semakin parah. Hal ini disebabkan oleh air liur yang terjebak pada sudut bibir dalam waktu yang cukup lama dan berulang sehingga menjadi ladang hangat untuk pertumbuhan jamur. Air liur yang terjebak bisa terjadi karena kebiasaan menjilat bibir terus menerus untuk menghindari bibir kering, padahal kebiasaan ini justru membuat bibir semakin kering. Selain itu, penyakit angular cheilits dapat disebabkan oleh faktor lain, diantaranya:

  1. Anorexia dan Bulimia Nervosa

Sebagian perempuan akan melakukan berbagai cara untuk mempertahankan bentuk tubuh, salah satunya dengan mengeluarkan makanan dari mulut dengan cara memuntahkannya. Cara ini memang terlihat sangat ekstrim untuk dilakukan, namun dibeberapa kasus cara ini cukup berhasil dalam mempertahankan berat badan. Namun pada kenyataan, cara ini sangat tidak dianjurkan oleh para dokter karena dapat menyebabkan tubuh mengalami kekurangan gizi sehingga dapat menyebabkan terjadinya anorexia dan bulimia nervosa.

Kedua penyakit ini sama-sama masuk ke dalam gangguan atau ketakutan akan berat badan. Seseorang yang menderita penyakit ini akan menyiksa diri sendiri dengan cara ekstrim untuk mendapatkan berat badan yang diinginkan. Sayangnya, penderita gangguan ini biasanya memiliki berat badan yang sangat rendah dan terkesan seperti tulang berbalut kulit. Selain memiliki berat badan yang rendah, penderita anorexia dan bulimia nervosa cenderung mengalami angular cheilitis karena tubuh mengalami kekurangan gizi yang tidak dapat menjaga kelembapan area mulut.

  • Kelebihan Vitamin A

Mengonsumsi vitamin A mungkin sangat dianjurkan oleh para dokter untuk memberikan nutrisi pada tubuh, namun mengonsumsi vitamin A secara berlebihan juga dapat memicu angular cheilitis. Kelebihan vitamin ini biasanya dapat terjadi jika kamu mengonsumsi suplemen vitamin secara berlebihan. Beberapa orang mungkin ketergantungan dengan suplemen vitamin A untuk menjaga kesehatan mata. Tetapi apabila digunakan secara berlebihan diluar petunjuk penggunaan, sangat berbahaya bagi rongga mulut.

  • Mengelap mulut

Beberapa orang memiliki kebiasaan untuk mengelap mulut mereka. Entah menggunakan tangan, tissue atau saputangan. Permukaan tissue dan saputangan sangat kasar dan dapat membuat lapisan bibir menjadi luka. Lama kelamaan, bibir akan mengalami iritasi akibat gesekan yang ditimbulkan dan memicu terjadinya angular cheilitis. Oleh karena itu, sebaiknya kebiasaan ini jangan dilakukan secara terus menerus. Kamu boleh mengelap mulutmu, akan tetapi dalam kondisi tertentu saja dan tidak perlu memberikan tekanan dalam melakukannya.

  • Paparan Sinar Matahari

Kamu pasti pernah melakukan aktivitas di bawah sinar matahari, lebih parah lagi jika kamu melakukannya hampir setiap hari. Kulit yang terkena sinar matahari secara langsung dapat berpotensi mengalami angular cheilitis karena kulit bibir menjadi lebih kering hingga terjadinya iritasi. Kondisi ini apabila dibiarkan lama kelamaan akan memicu angular cheilitis.

  • Mengonsumsi Gula Berlebihan

Mengonsumsi gula berlebihan ternyata bukan hanya dapat memicu permasalahan gigi dan gusi, akan tetapi dapat memicu angular cheilitis. Kandungan gula dapat mendorong pertumbuhan jamur di sudut bibir, jamur akan memakan gula dan menyebabkan infeksi oral ragi. Oleh sebab itu, sebaiknya kamu mengurangi konsumsi makanan gula secara berlebihan.

Hal yang perlu kamu ingat adalah penyebab angular cheilitis mungkin terlihat sepele, namun apabila dilakukan dalam jangka waktu panjang, dampak yang akan ditimbulkan sangatlah serius. Area sekitar sudut bibirmu akan muncul bercak kemerahan disertai dengan darah yang keluar dari luka yang terbuka. Jika sudah seperti ini, sebaiknya kamu memeriksakan kondisimu ke dokter untuk mendapatkan tindakan medis secepat mungkin. Dokter akan memberikan perawatan sesuai dengan gejala yang kamu alami.

Jika kamu mengalami angular cheilitis yang disebabkan karena kekurangan gizi, dokter akan memberikan suplemen untuk meningkatkan kebutuhan nutrisi tubuh sekaligus menyarankanmu untuk menjaga pola makan. Makanan yang sebaiknya dikonsumsi untuk penderita angular cheilitis adalah sayuran dan buah. Kedua makanan ini dapat membantu mengembalikan kelembapan bibirmu dan membantu meregenerasi kulit sehingga luka yang terletak di sudut bibir dapat sembuh dengan sendirinya. Namun jika kondisimu disebabkan oleh jamur, dokter biasanya akan memberikan salep antijamur untuk mengatasi angular cheilitis yang kamu derita.

Selama proses perawatan, usahakan untuk tidak mengulangi kebiasaan buruk dan lakukan pola hidup sehat. Mulai dari menjaga kebersihan gigi dan mulut, mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi, kurangi makanan mengandung gula dan hindari bibir berkontak langsung dengan benda yang memiliki permukaan kasar. Cara ini jauh lebih efektif untuk menghindari permasalahan angular cheilitis pada anak-anak maupun dewasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *