Apakah kamu pernah mengalami gigi ngilu saat mengonsumsi makanan atau minuman? Jika, iya, mungkin kamu salah satu penderitaresesi gingiva (gusi turun). Tapi tahukah kamu penyebab gusi turun? Salah satunya adalah karena kebiasaan buruk. Yuk, simak penjelasannya!
Resesi gingiva alias gusi turun adalah suatu kondisi dimana gusi merosot ke bawah dari permukaan gigi sehingga memperlihatkan permukaan akar gigi, ini hanyalah satu dari gejala penyakit gusi (periodontal). Gusi turun merupakan konsekuensi serius dari kesehatan mulut yang buruk dan dapat menyebabkan kehilangan gigi. Ada berbagai pengobatan yang tersedia, bergantung pada tingkat keparahan hilangnya jaringan. Semakin dini didiagnosis dan diobati, semakin baik hasilnya.
Gusi turun biasanya dialami oleh orang dewasa namun dibeberapa kasus gusi turun juga bisa dialami oleh usia remaja. Gusi turun dapat menyebabkan sensitivitas gigi, kesenjangan yang besar antara gigi dan gusi, akar terekspos, bau mulut, atau gusi berdarah.
Gusi turun membuat akar gigi yang aslinya sensitif menjadi tersingkap dan terpapar lingkungan rongga mulut. Kabar buruknya adalah gusi turun dapat bertambah parah seiring bertambahnya usia. Selain ngilu, efek lain yang ditimbulkan adalah gigi mudah goyang sehingga harus dilakukan pencabutan gigi.
Gejala gusi turun dapat kamu kenali sejak dini. Mulai dari perubahaan warna, terjadinya pembengkakan sampai berimbas pada keluarnya aroma tidak sedap dari rongga mulut. Sekarang, coba perhatikan gusimu? Jika gejala ini terjadi padamu, kamu patut waspada! Gejala-gejala gusi turun, diantaranya :
- Berdarah setelah menyikat gigi atau flossing
- Gusi merah dan bengkak
- Bau mulut tak sedap
- Nyeri pada garis gusi
- Gusi yang tampak turun/menyusut
- Akar gigi yang terlihat
- Gigi goyang
Gusi turun tidak serta merta terjadi begitu saja, akan tetapi ada banyak penyebabnya, diantaranya adalah :
- Penyakit periodontal. Ini adalah infeksi bakteri gusi yang menghancurkan jaringan gusi dan tulang penyokong yang menahan gigi untuk tetap pada tempatnya. Penyakit gusi adalah penyebab utama dari resesi gingiva.
- Gen. Sebagian orang bisa jadi lebih rentan terhadap penyakit gusi. Bahkan, studi menunjukkan bahwa 30% dari populasi dapat dengan mudah terkena penyakit gusi, terlepas dari seberapa baik mereka merawat gigi.
- Menyikat gigi terlalu keras. Menyikat gigi terlalu keras atau dengan cara yang salah dapat menyebabkan enamel pada gigi menipis dan akhirnya menyebabkan gusi surut.
- Perawatan gigi yang tidak memadai. Menyikat gigi secara tidak tepat, flossing, dan berkumur dengan obat kumur antibakteri mempermudah plak untuk berubah menjadi kalkulus (tartar). Bahan berbahaya yang menumpuk pada gigi dan di antara gigi hanya dapat dihilangkan oleh tenaga medis gigi profesional. Ini dapat menyebabkan resesi gingiva.
- Perubahan hormon. Fluktuasi pada kadar hormon wanita seumur hidup, seperti pubertas, kehamilan, dan menopause, dapat membuat gusi menjadi lebih sensitif dan rentan terhadap resesi gingiva.
Gusi turun tidak dapat tumbuh kembali karena gusi tidak seperti gigi. Gusi turun dapat diobati oleh dokter gigi melalui beberapa pengobatan. Penanganan yang dilakukan oleh dokter gigi bergantung dari beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti tingkat keparahan resesi gingiva serta penyebab dan jenis resesi gingiva itu sendiri.
Terdapat dua macam terapi yang bisa diberikan, yaitu secara bedah dan non-bedah. Pada kasus yang ringan, dokter gigi akan melakukan perawatan dengan scaling dan root planning. Perawatan ini biasanya dikombinasikan dengan pemberian antibiotik jika memang diperlukan.
Kombinasi dari tindakan non-bedah dan menjaga kebersihan gigi serta mulut dapat membantu mengatasi resesi gingiva. Namun jika kondisi penurunan gusi cukup mengganggumu secara estetik, maka kamu memerlukan tindakan bedah.
Untuk kondisi yang lebih parah, maka akan dilakukan pembedahan pada gusi (soft tissue graft). Salah satu prosedur bedah yang sering digunakan adalah connective tissue graft yang menggunakan jaringan lunak pada langit-langit rongga mulut. Selanjutnya jaringan tersebut dipindahkan ke bagian gusi yang mengalami penurunan.
Selagi dalam proses pengobatan, kamu bisa membantu pemulihan gusimu dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat, diantaranya:
- Minum teh hijau
Teh hijau dielu-elukan sebagai salah satau bahan terbaik untuk mencegah beberapa masalah kesehatan yang tidak diinginkan. Namun hanya sedikit yang mengetahui bahwa sifat anti-bakterinya sangat efektif untuk melawan penyebab kondisi turunnya gusi.
- Berkumur dengan minyak kelapa
Berkumur menggunakan minyak kelapa dianggap sangat baik untuk menjaga kesehatan mulut dan gusi. Zat anti-inflamasi dan anti-bakteri dari minyak kelapa bisa mencegah kembalinya bakteri dan kuman yang berbahaya. Lakukan hal ini secara rutin untuk merawat kemunduran gusimu secara alami.
- Mengonsumsi minyak cengkeh
Minyak cengkeh seringkali digunakan untuk beberapa masalah gigi seperti gigi berlubang, nyeri pada gigi, gingivitis, dan yang lainnya. Sifat disinfektan yang dimiliki minyak ini bisa menghancurkan kuman pada gusi dan mencegah gusi mengalami kemunduran lebih jauh.
- Gel lidah buaya
Gel lidah buaya dikenal memiliki sifat anti-inflamasi dan memperbaiki yang mampu menumbuhkan kembali gusi yang turun. Kamu bisa mengunakan gel ini untuk menggosok gigi dan gusimu setiap hari untuk hasil yang diinginkan.
- Minyak wijen
Menggunakan minyak wijen sebagai pencuci mulut bisa memberikan dampak baik pada gigi dan gusi kamu. Sifat anti-inflamasi dan anti-bakterinya bisa sangat efektif menyembuhkan infeksi pada gusi dan seiring wakut mengembalikan kondisi gusi turun yang kamu alami.
Bahan-bahan diatas memiliki kandungan yang baik untuk memperbaiki kesehatan gusi. Jadi jangan khawatir, apabila kamu merasa bahwa gusimu bermasalah kamu bisa merawatnya dirumah setelah melakukan pemerikaan ke dokter gigi.