Bibir Sumbing, Apakah Berdampak pada Pertumbuhan Gigi?

Kasus bibir sumbing mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Salah satu kelainan pada area bibir ini tidak semua orang tahu apa penyebabnya, sampai-sampai hal yang di luar logika pun turut disangkut pautkan dengan kondisi ini. Padahal, kelainan pada bibir bagian atas ini ada sebab dan akibatnya bagi kesehatan. Tahukah kamu bahwa bibir sumbing memiliki dampak kurang baik bagi pertumbuhan gigi?

Celah bibir atau sumbing merupakan cacat akibat kelainan bawaan yang ditandai dengan tidak sempurnanya perkembangan wajah pada saat gestasi. Celah bibir dapat terlihat sejak anak lahir, bisa di bagian tengah bibir, kanan atau bagian kiri bibir. Tapi sumbing bukan hanya terjadi pada area bibir saja, melainkan juga dapat terjadi pada langit-langit mulut atau biasa disebut dengan langit-langit sumbing. Namun kondisi langit-langit sumbing ini sering kali tidak disadari oleh para orang tua karena letak sumbing sendiri tidak bisa langsung terlihat apabila si kecil tidak membuka area mulutnya. Sehingga sangat penting untuk memeriksa kondisi area mulut si kecil sejak ia dilahirkan.

Bibir atau langit-langit mulut pada bayi, umumnya akan menyatu saat usia kehamilan masuk bulan ke dua atau ketiga. Namun karena satu dan lain hal, jaringan di bibir dan di langit-langit membentuk seperti celah yang memiliki ragam ukuran. Mulai dari sumbing yang membentuk garis sampai merubah bentuk bibir, selain itu juga ada sumbing yang sampai menembus langit-langit mulut. Gejala yang bisa terlihat saat si kecil lahir dengan kondisi bibir sumbing atau langit-langit sumbing, diantaranya sebagai berikut:

  1. Adanya celah di bibir bagian atas atau di langit-langit mulut yang bisa berdampak pada salah satu atau kedua sisi wajah.
  2. Adanya celah di bibir yang bisa terlihat seperti sobekan kecil atau sobekan memanjang dari bibir ke gusi atas dan langit-langit mulut hingga ke bawah hidung.
  3. Adanya celah pada langit-langit mulut yang tidak mempengaruhi tampilan wajah.

Bayi yang terlahir dengan kondisi langit-langit sumbing akan memiliki risiko tinggi terhadap infeksi telinga berulang dan pengumpulan cairan telinga yang lebih banyak. Hal ini disebabkan oleh terganggunya kinerja otot pada langit-langit mulut yang terhubung dengan telinga bagian tengah. Jika otot tersebut terganggu fungsinya, maka cairan akan berkumpul memenuhi telinga dan mengakibatkan penurunan pendengaran. Oleh karena itu penting sekali untuk memeriksakan kondisi pendengaran si kecil secara berkala ke dokter THT.

Namun ada pula jenis sumbing yang sangat jarang terjadi, yakni sumbing submukosa. Sumbing ini sering tidak diketahui oleh mata telanjang, karena kondisi sumbing ini terjadi di langit-langit mulut yang lunak dan ditutupi lapisan mulut. Sehingga sumbing ini jarang terdeteksi saat lahir sampai muncul tanda-tandanya, seperti:

  1. Sulitnya menerima asupan makanan.
  2. Kesulitan menelan makanan (makanan dan minuman yang dikonsumsi bisa keluar dari hidung).
  3. Infeksi telinga kronis.
  4. Suara terdengar sengau.

Bila gejala di atas kamu temukan pada si kecil, sebaiknya langsung periksakan ke dokter untuk mengambil tindakan yang tepat. Gejala diatas tentunya tidak terlepas dari penyebab-penyebab terjadinya bibir sumbing atau langit-langit sumbing, mulai dari faktor genetik sampai pola hidup saat proses kehamilan. Penyebab dari bibir sumbing atau langit-langit sumbing ini belum diketahui secara pasti, namun para ahli mempercayai bahwa kondisi ini bisa disebabkan oleh kelainan genetik dan lingkungan. Berikut penjelasannya:

  • Kelainan Genetik

Kelahiran bayi dengan kondisi sumbing kemungkinan dapat terjadi sekitar 12-20% yang disebabkan oleh kelainan genetik. Orang tua yang memiliki riwayat sumbing pada anggota keluarganya atau melakukan perkawinan sedarah akan meningkatkan risiko sumbing pada keturunan selanjutnya. Hal ini disebabkan oleh kelainan genetik yang dialami kedua orang tua atau salah satunya.

  • Mengonsumsi Alkohol dan Merokok

Saat proses kehamilan, kebiasaan buruk yang sering dilakukan semestinya dapat dikurangi bahkan tidak dilakukan lagi. Hal ini akan menyangkut pada perkembangan janin, salah satunya adalah merokok dan mengonsumsi alkohol. Kedua kebiasaan buruk itu akan meningkatkan risiko kelahiran bayi sumbing dikarenakan zat yang terkandung di dalamnya. Belum lagi jika selama proses kehamilan, ibu sering mengonsumsi beberapa jenis obat keras, seperti kortikosteroid dan obat-obatan antikejang pada masa awal kehamilan juga dihubungkan dengan beberapa kasus bibir sumbing.

  • Kekurangan Asam Folat di Masa Kehamilan.

Kebutuhan nutrisi saat kehamilan sangat perlu untuk diperhatikan karena mengingat pada saat itu janin akan tumbuh dan berkembang. Makanan atau minuman yang ibu konsumsi akan menentukan proses perkembangan janin, salah satunya asam folat. Asam folat sangat dibutuhkan oleh ibu hamil untuk mendukung proses perkembangan janin agar terhindar dari kelahiran cacat. Asam folat ini bisa kamu dapatkan dari susu hamil yang menawarkan kandungan asam folat tinggi atau mengonsumsi buah dan makanan yang mengandung asam folat tinggi. Konsumsilah setiap hari dalam jumlah yang cukup. Apabila selama proses kehamilan, ibu tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi si kecil, maka akan terjadi kasus kelahiran bayi dengan kondisi sumbing. Namun, pada beberapa kasus, bibir sumbing merupakan bagian dari kondisi-kondisi yang juga dapat menyebabkan cacat lahir, seperti sindrom DiGeorge, sindrom Pierre Robin, dan sindrom Van der Woude.

 Beberapa penyebab risiko kelahiran bayi dengan kondisi sumbing terus dilakukan maka akan menimbulkan permasalahan yang cukup kompleks. Kondisi bibir sumbing ini sebenarnya tidak bisa dibiarkan begitu saja karena akan mempengaruhi pertumbuhan gigi si kecil. Anak yang memiliki kondisi bibir atau langit-langit sumbing akan memiliki gigi yang tidak beraturan atau menumpuk. Bahkan ada beberapa benih gigi yang tidak ada sehingga gigi tidak akan tumbuh sampai dewasa.

Gigi yang tumbuh bertumpuk dan tidak beraturan itu akan mempengaruhi kesehatan rongga mulut. Sisa makanan akan tertinggal di sekitar area gigi dan akan menimbulkan permasalahan gigi kronis, seperti gigi berlubang, gusi berdarah, radang gusi bahkan memicu infeksi. Bukan hanya itu saja, kondisi bibir sumbing atau langit-langit sumbing akan menyebabkan gusi ikut sumbing. Gusi sumbing inilah yang apabila dilakukan tindakan operasi akan menyebabkan ketidaksejajaran antara gigi atas dengan gigi bawah. Selain itu juga, pada kasus langit-langit sumbing, makanan yang dikunyah bisa masuk ke rongga hidung akibat tidak adanya lapisan pembatas antara rongga mulut dengan rongga hidung. Sehingga akan menyebabkan permasalahan pada area hidung.            

Oleh karena itu, untuk meminimalisir permasalahan gigi yang dialami anak yang memiliki masalahs bibir sumbing atau langit-langit sumbing, sebaiknya orang tua lebih rajin memeriksakan si kecil ke dokter gigi untuk diambil tindakan medis. Sebab kondisi gigi yang dibiarkan berantakan dan bertumpuk akan menyulitkan si kecil dalam proses mengunyah atau memproses makanan dalam mulut. Jadi, segeralah ambil tindakan yang tepat untuk anak dengan masalah bibir sumbing atau langit-langit sumbing supaya si kecil mendapatkan keleluasaan dalam memproses makanan dan mendapatkan kondisi gigi yang rapih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *