Sejak usia berapa si kecil belajar menyikat gigi? Saat proses belajar menyikat gigi, si kecil akan melakukan berbagai cara dan alasan untuk menghindari aktivitas menyikat gigi. Mulai dari menangis tak henti-henti hingga berlarian ke seluruh bagian rumah, sampai akhirnya kamu mulai menyerah dan membiarkan si kecil melewati aktivitas menyikat gigi berhari-hari. Sebagian orang tua mungkin akan terus berusaha memberikan pemahaman pada si kecil tentang pentingnya menyikat gigi, tetapi kebanyakan orang tua justru menuruti kehendak si kecil asalkan drama sebelum menyikat gigi tidak terulang kembali. Tindakan si kecil ini tentunya tidak beralasan, sikapnya yang tidak terkendali dan disertai dengan penolakan ini ternyata berawal dari kesalahan para orang tua. Tahukah kamu alasan mengapa si kecil enggan untuk menyikat gigi?
Menyikat gigi adalah aktivitas rutin yang harus dilakukan tiap pagi dan malam hari guna membersihkan rongga mulut dari sisa makanan yang tertinggal. Menyikat gigi tidak bisa dilakukan secara asal-asalan dan tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat karena sisa makanan tidak bisa terangkat secara keseluruhan. Aktivitas ini sebaiknya dilakukan sejak si kecil lahir karena sisa ASI terkadang menempel di atas langit-langit mulut, gusi dan lidah anak. Jika tidak dibersihkan, sisa susu akan menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur, alhasil bakteri akan memenuhi rongga mulut dan tidak menutup kemungkinan akan merusak gigi susu yang akan tumbuh. Maka dari itu, kamu harus membersihkan rongga mulut menggunakan kain bersih atau kasa steril. Cara ini dilakukan ketika gigi si kecil belum tumbuh, akan tetapi bila gigi mulai tumbuh dan si kecil belum berumur 1 tahun, kamu bisa membantu membersihkan gigi si kecil 2 kali sehari.
Saat usia si kecil menginjak usia 2 tahun dan dia sudah mampu menggenggam benda dengan erat, kamu bisa mengajari si kecil untuk belajar menyikat gigi sendiri. Mungkin hal ini tidak akan dengan mudah dilakukan, apalagi si kecil tengah belajar untuk mengutarakan apa yang ia suka dan tidak sukai. Si kecil akan terus menolak untuk membersihkan rongga mulut dengan banyak alasan, mulai dari menangis, membanting barang, berusaha untuk bersembunyi bahkan berlarian ke seluruh bagian rumah. Penolakan-penolakan seperti ini bukan hanya menguras tenaga, melainkan juga melatih kesabaran. Tidak jarang kamu akan merasa kesal jika melihat ulah si kecil yang tidak mau membersihkan rongga mulut, padahal semua yang kamu lakukan adalah untuk kebaikan dan kesehatannya. Pada kenyataannya, penolakan-penolakan yang dilakukan oleh si kecil ini bisa jadi disebabkan oleh sikapmu yang kurang tepat dalam membujuk si kecil untuk menyikat gigi. Berikut beberapa kesalahan dalam membujuk dan mengajarkan si kecil dalam menyikat gigi, diantaranya:
- Paksaan
Banyak dari para orang tua yang tidak sabar dalam membimbing si kecil untuk belajar menyikat gigi, alhasil kamu akan terus memaksanya hingga si kecil menyerah. Contohnya saja, ketika si kecil enggan untuk membersihkan rongga mulut, kamu akan menyeret si kecil atau bahkan memarahinya sampai si kecil menangis. Cara ini terbilang ekstrim untuk dilakukan pada anak usia dini, mereka akan mengingat apa yang kamu lakukan dan menganggap bahwa menyikat gigi justru adalah hal yang menakutkan. Selain itu juga, paksaan yang dilakukan justru tidak akan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri si kecil. Si kecil akan terus menolak menyikat gigi karena ia merasa bahwa menyikat gigi bukanlah hal yang penting baginya.
- Salah Pasta Gigi
Masalah lain yang perlu kamu hadapi adalah ketika si kecil tidak menyukai aroma pasta gigi yang digunakan. Si kecil tentu memiliki rasa atau aroma buah kesukaannya, seperti jeruk, stroberi hingga semangka. Oleh sebab itu, aroma buah dari pasta gigi sangat berpengaruh pada proses menyikat gigi anak. Meskipun si kecil masih menolak untuk menyikat gigi, setidaknya kamu bisa menarik perhatiannya dengan varian pasta gigi sesuai kesukaannya. Usahakan untuk tetap mengawasi si kecil dalam proses menyikat gigi karena dikhawatirkan si kecil akan dengan sengaja menelan pasta gigi. Selain rasa buah yang sesuai, kamu juga harus memastikan bahwa di dalam pasta gigi ada kandungan fluoride. Kandungan ini berfungsi untuk melindungi lapisan terluar gigi dari risiko gigi berlubang.
- Monoton
Aktivitas menyikat gigi dilakukan setiap hari tanpa terkecuali, hal inilah yang membuat si kecil merasa bosan dan tidak tertarik untuk melakukannya lagi. Kamu pun sebagai orang tua tidak mau melakukan upaya untuk membangunkan suasana menyikat gigi agar tidak terkesan monoton. Kamu bisa mengubah suasana aktivitas menyikat gigi seperti dunia dongeng, kamu bisa mengajak si kecil untuk bermain peran atau bercerita tentang hewan-hewan yang ia sukai. Sesaat bercerita, selipkan pemahaman padanya bahwa menyikat gigi itu sangat penting untung menghindarinya dari kerusakan gigi.
Mengajari si kecil untuk menyikat gigi secara mandiri memang tidaklah mudah, kamu harus menghadapi tingkah beragam si kecil yang tidak mau menyikat gigi. Hindari perkataan atau sentuhan fisik yang dapat memicu rasa takut si kecil. Jika memang si kecil tidak ingin menyikat gigi, maka tidak perlu dipaksa. Kamu bisa membiarkannya melakukan hal yang dia mau beberapa saat, kemudian bujuklah si kecil kembali. Jangan lupa untuk membawa serta mainan atau benda yang sedang ia mainkan ke kamar mandi. Kamu bisa gunakan benda itu untuk membantu si kecil memulai menyikat gigi. Bimbing si kecil dalam menggerakan sikat gigi saat di dalam rongga mulut, pastikan bulu sikat menjangkau seluruh bagian gigi.