Sejak usia berapa kamu sudah belajar menyikat gigi? Beberapa diantara kamu mungkin akan menjawab saat berusia 5 atau 6 tahun, sisanya mungkin akan menjawab sejak usia 3-4 tahun. Aktivitas menyikat gigi seharusnya sudah dilakukan sejak pertama kali kamu lahir, namun cara menyikat giginya saja yang berbeda. Saat usia balita, gigimu mungkin belum tumbuh tetapi ibumu pasti sering membersihkan rongga mulutmu menggunakan kain bersih atau kasa. Bila gigimu mulai tumbuh dan kamu sudah cukup mengerti tentang kebersihan rongga mulut, kamu akan diajari bagaimana cara menyikat gigi sendiri. Namun sayangnya, menyikat gigi tanpa pengawasan sejak dini sering kali menimbulkan kesalahan yang terus terulang hingga dewasa. Kesalahan ini sering kali tidak disadari dan akhirnya dapat menimbulkan masalah pada gigi dan mulut. Tahukah kamu kesalahan apa saja yang biasa dilakukan saat menyikat gigi?
Sewaktu kecil, biasanya kamu sering diajari menyikat gigi sendiri saat mandi pagi dan sore hari. Hal ini dilakukan karena sebagian orang tua menganggap bahwa mandi merupakan waktu yang tepat untuk membersihkan diri dari kotoran, salah satunya rongga mulut, Kebiasaan ini mungkin terlihat sepele dan tidak akan menyebabkan masalah. Padahal kenyataannya, menyikat gigi ketika mandi bukanlah waktu yang tepat, sebab sisa makanan tetap akan tertinggal setelah kamu sarapan dan sebelum tidur. Sisa makanan yang masuk pada sela-sela gigi dan tidak dibersihkan akan membentuk lapisan licin dan tipis pada gigi atau biasa disebut dengan plak. Plak gigi lama kelamaan akan berubah menjadi karang gigi. Karang gigi inilah yang dapat menjadi penyebab kerusakan gigi. seperti gigi berlubang, radang gusi bahkan hingga tanggalnya gigi.
Menyikat gigi idealnya dilakukan pada pagi dan malam hari, yakni setelah sarapan dan sebelum tidur. Jika kamu menyikat gigi dikedua waktu ini, maka kerusakan gigi tidak akan kamu alami. Namun jika kamu menyikat gigi selain dikedua waktu ini, maka besar kemungkinan penumpukan plak dan karang gigi akan semakin banyak. Tetapi kerusakan gigi bukan hanya disebabkan oleh itu saja, namun ada beberapa kesalahan menyikat gigi lainnya yang dapat merusak gigi, diantaranya:
- Sikat Gigi
Beberapa orang terkadang tidak terlalu memperhatikan pemilihan sikat gigi, biasanya kamu membeli berdasarkan harga tanpa mempertimbangkan kebutuhan rongga mulut. Akibatnya, kerusakan gigi dan luka mulut paling sering terjadi. Contohnya saja, jika kamu memiliki rahang yang kecil, seharusnya kamu memilih sikat gigi yang memiliki kepala yang kecil. Tujuannya agar ketika kamu menyikat gigi, kepala sikat dapat menjangkau area paling sudut rongga mulut sehingga sisa makanan dapat terangkat secara keseluruhan. Lain halnya jika kamu tidak memperhatikan kebutuhan rongga mulut, kepala sikat gigi yang berukuran besar apabila digunakan pada rahang kecil, maka kepala sikat gigi tidak akan mampu membersihkan rongga mulut secara optimal. Risiko lainnya yang paling sering terjadi adalah luka mulut. Kepala sikat yang terlalu besar dapat melukai area pipi bagian dalam saat kamu menggerakan kepala sikat.
- Bulu Sikat
Sama halnya seperti memilih sikat gigi, bulu sikat merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan, sebab penyebab kerusakan gigi paling banyak diakibatkan oleh pemilihan bulu sikat yang salah. Bulu sikat gigi terdapat 2 jenis, yakni bulu sikat gigi yang halus dan kasar. Kebanyakan orang, tidak mempermasalahkan penggunaan bulu sikat gigi yang kasar, bahkan diantaranya ada yang menganggap bahwa kalau tidak kasar, maka gigi tidak akan bersih. Anggapan seperti itu tidak dapat dibenarkan, jika dilihat dari risiko yang ditimbulkan. Bulu sikat yang kasar dapat mencederai area gusi dan merusak lapisan gigi. Lapisan terluar gigi akan mengalami abrasi sehingga dentin akan terekspos secara bebas, akibatnnya gigi akan berubah menjadi sensitif.
- Waktu Menyikat Gigi
Sejak kecil, kamu sudah sering dianjurkan untuk menyikat gigi 2 kali sehari, tetapi pernahkah kamu diberitahu berapa lama kamu harus menyikat gigi? Informasi yang tidak utuh seperti ini membuat kebanyakan orang keliru dalam menyikat gigi. Biasanya kamu menyikat gigi dengan tebruru-buru atau dalam waktu yang singkat, asalkan gigi sudah sedikit bersih, maka aktivitas menyikat gigi pun kamu sudahi. Padahal, menyikat gigi dengan terburu-buru atau dalam waktu yang singkat dapat memicu kerusakan gigi karena tidak seluruhnya sisa makanan dapat dibersihkan. Belum lagi jika kamu menyikat gigi denga asal-asalan atau tidak dengan cara yang benar, maka risiko kerusakan gigi dan gusi dapat terjadi. Idealnya, menyikat gigi dapat dilakukan selama 2 menit agar kandungan di dalam pasta gigi dapat menyerap pada gigi dan sisa makanan dapat terangkat secara keseluruhan.
- Terlalu Keras Menyikat Gigi
“Kalau tidak keras, gigi tidak bersih” Hayo siapa diantara kamu yang beranggapan seperti ini? Menyikat gigi terlalu keras memang terlihat biasa saja, selagi tidak menimbulkan luka pada area mulut. Namun tanpa kamu sadari, menyikat gigi terlalu keras dapat berdampak buruk pada area gusi. Jaringan gusi akan melonggar karena tekanan yang keras sehingga menyebabkan gigi terlihat menjadi lebih panjang dan akar gigi terekspos keluar. Jika sudah begini, gusi tidak dapat tumbuh kembali seperti halnya gigi, gigi mungkin masih dapat berganti dan tumbuh, dari gigi susu menuju gigi tetap. Namun pada gusi, jika sudah mengalami kemerosotan, maka gusi tidak dapat kembali seperti semula. Kamu perlu memeriksakannya ke dokter untuk diberikan tindakan medis secepatnya.
- Kurang Bersih Berkumur
Berkumur setelah menyikat gigi sering kali dilakukan dengan menggunakan air. Sayangnya, kebanyakan orang hanya berkumur menggunakan air saja. Padahal, berkumur menggunakan air saja tidak cukup, sikat gigi tidak dapat membersihkan rongga mulut secara optimal. Kamu butuh menggunakan mouthwash untuk membersihkan rongga mulut. Mouthwash yang sangat baik untuk digunakan setelah menyikat gigi adalah DENTOVA Pro Mouthwash. Kandungan chlorhexidine digluconate 0,2% dapat menembus lapisan plak gigidan menghilangkan bakteri jahat penyebab bau mulut. Selain itu juga, kandungan allantoin di dalamnya berfungsi sebagai anti-iritasi yang dapat mempercepat pertumbuhan sel-sel baru dan jaringan-jaringan sehat.
Oleh karena itu, kesalahan dalam menyikat gigi sebaiknya tidak diulangi lagi untuk menghindari kerusakan gigi dan gusi. Ada baiknya kamu memperhatikan kebutuhan rongga mulut dengan memilih sikat gigi yang tepat dan nyaman saat digunakan. Pilihlah sikat gigi yang memiliki gagang yang nyaman untuk digenggam, kepala sikat yang disesuaikan dengan bentuk rahang dan bulu sikat halus. Kriteria sikat gigi yang seperti ini tentunya dapat membantumu dalam membersihkan rongga mulut. Usahakan untuk menyikat gigi di waktu yang tepat dan gunakan mouthwash setelahnya agar sisa makanan dapat terangkat secara keseluruhan. Jangan memberikan tekanan saat menyikat gigi sebab itu akan berisiko mencederai gusi dan melukai pipi bagian dalam. Sikatlah gigimu secara perlahan membentuk sudut 45 derajat agar bulu sikat mampu menjangkau area mulut hingga bagian dalam.