Saat usia berapa kamu membawa si kecil ke dokter gigi? Sejak gigi anak tumbuh atau hanya saat gigi anak mulai bermasalah? Sebagian besar orang tua akan membawa si kecil ke dokter gigi setelah muncul berbagai permasalahan gigi pada anak, seperti gigi menghitam, gigi keropos, karang gigi hingga gigi berlubang. Namun gigi berlubang merupakan permasalahan paling sering terjadi pada anak-anak dimulai usia 3-4 tahun. Biasanya si kecil akan merasa tidak nyaman saat makan dan tidur karena rasa nyeri disertai rasa sakit yang timbul hilang dan berlangsung hingga beberapa hari tergantung dari besar kecilnya lubang. Jika dibiarkan, gigi berlubang dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh, juga rongga mulut. Tahukah kamu apa saja bahayanya gigi berlubang bagi anak-anak?
Lubang pada gigi berawal dari buruknya kesehatan rongga mulut sehingga menyebabkan penumpukan plak dan karang gigi di sela-sela gigi. Kedua hal inilah yang menyebabkan pertumbuhan bakteri patogen semakin banyak dan sedikit demi sedikit memakan lapisan gigi hingga membentuk lubang kecil. Lama kelamaan lubang akan membesar dan lapisan akar gigi terekspos keluar, bila makan atau minum si kecil masuk pada area sekitar lubang maka si kecil akan merasakan rasa sakit yang luar biasa.
Masalah gigi berlubang seharusnya tidak dialami oleh anak-anak, jika para orang tua memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan rongga mulut si kecil, seperti menyikat gigi secara teratur setiap 2 kali dalam sehari. Aktivitas ini mungkin terlihat mudah namun sangat sulit untuk diterapkan pada anak-anak mengingat mereka belum mengetahui pentingnya menjaga kesehatan rongga mulut. Tetapi disaat inilah peran orang tua sangat diperlukan untuk meyakinkan si kecil bahwa menyikat gigi tidak akan membahayakan dirinya sendiri dan sangat baik untuk kesehatan. Jika ternyata si kecil masih enggan menyikat gigi dan kamu tidak ingin memaksakannya, kamu harus bersiap-siap melihat si kecil mengalami dampak buruk dari gigi berlubang, diantaranya:
- Gigi Tumbuh Berantakan
Di usia balita, gigi si kecil termasuk ke dalam gigi susu dimana kondisi gigi ini sangat berbeda dengan gigi tetap karena gigi susu yang berlubang cenderung bisa sampai habis dan hilang sehingga membuat rahang mengecil. Rahang yang mengecil ini akan membuat pertumbuhan gigi tetap menjadi tidak sempurna. Gigi tetap kehilangan tempat untuk tumbuh karena adanya pergeseran rahang, alhasil gigi tetap akan tumbuh disembarang tempat. Bisa tumbuh ke depan, ke belakang atau menyamping sesuai ruang yang tersedia. Jadi tidak heran apabila ada beberapa anak yang memiliki gigi tetap yang tumbuh berantakan dan saling bertumpuk.
2. Rusaknya Gigi Tetap
Gigi susu yang telah berlubang, tentunya akan merusak gigi tetap yang berada di bawahnya. Hal ini dikarenakan bakteri turut masuk ke dalam saluran akar sehingga merusak lapisan gigi. Oleh karena itu, besar kemungkinan saat dewasa nanti si kecil akan mengalami gigi berlubang lebih parah. Lubang yang terbentuk biasanya lebih banyak menyerang gigi geraham karena gigi ini memiliki fungsi lebih untuk mengunyah sehingga sisa makanan lebih banyak tertinggal.
3. Terganggunya Kesehatan Organ
Masalah gigi berlubang tidak hanya akan menyerang area mulut saja, melainkan dapat berdampak pada kesehatan organ tubuh lainnya. Semua ini disebabkan oleh tidak adanya pengatup pada pembuluh darah sekitar gusi sehingga apabila terdapat infeksi pada area gigi, maka bakteri akan langsung larut dalam aliran darah masuk ke organ tubuh lainnya, seperti jantung dan hati. Ada beberapa kasus yang terjadi pada anak yang mengalami gigi berlubang menyebabkan tubuh berubah kekuningan. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri yang menginfeksi bagian hati.
4. Kurangnya Nutrisi Tubuh
Gigi berlubang mungkin tidak berhubungan langsung dengan kebutuhan nutrisi si kecil, namun ketika sisa makanan terjebak di dalam lubang gigi maka si kecil akan merasa kesakitan. Kondisi ini menyebabkan si kecil menjadi enggan untuk mengonsumsi makanan atau minuman apapun. Nafsu makan si kecil akan menurun secara drastis dan menyebabkan tubuh mengalami kekurangan nutrisi. Akibatnya, si kecil akan mengalami demam dan turunnya berat badan.
Oleh karena itu, untuk menghindari risiko buruk terkait gigi berlubang, ada baiknya kamu mengajarkan pada si kecil tentang pentingnya menyikat gigi sejak dini. Mulailah dengan membiasakan si kecil untuk melihatmu menyikat gigi, setelah itu ajarkan si kecil untuk menyikat giginya sendiri secara berkala. Selain itu juga kamu perlu memperhatikan pola makan si kecil karena gigi berlubang sebagian besar disebabkan oleh makanan atau minuman manis. Sisa makanan yang manis akan menjadi makanan bagi bakteri dengan memecah sisa karbohidrat menjadi asam. Asam inilah yang menyebabkan gigimu mudah rusak dan muncul lubang kecil hingga membesar pada gigi.
Dengan demikian, membersihkan gigi bukan hanya berlaku bagi orang dewasa saja melainkan juga anak-anak. Meskipun si kecil selalu menolak atau menyikat gigi dengan asal-asalan, kamu harus sabar dan memberi tahu cara menyikat gigi secara perlahan. Jadikan aktivitas menyikat gigi sebagai aktivitas menyenangkan bagi anak agar tidak cepat bosan ketika mempraktikan satu persatu cara menyikat gigi.